Single Forever


Baik atau tidaknya suatu hubungan (hubungan dalam konteks apa saja) tergantung dari siapa saja yang terlibat di dalam hubungan itu.

Kejadian 2 : 18
TUHAN Allah berfirman : “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.

Kenapa manusia tidak baik sendirian saja :
  • Because love can not do well alone.
  • untuk memperoleh keturunan.
  • talenta dan kemampuan dapat dikembangkan sendirian, tapi untuk mengembangkan karakter diperlukan orang lain.
That’s why God said: It’s not good for a man to be alone.

Isunya di sini adalah ALONE. Terisolasi, sendirian, dsb. It’s not good to be alone, but it’s good to be SINGLE. SINGLE means unique, special, undivided, utuh, complete, tidak terpisahkan. HE didn’t say it’s not good to be single. Kalo dia bilang demikian, bagaimana dengan YESUS dan Paulus yang tidak menikah?? Adam is a single, sebelum dia bertemu dengan Hawa. There is nothing wrong with Adam as a person. He is complete.

Wanita tidak diciptakan untuk membuat pria menjadi komplit. Karena Adam sudah komplit sebelum ia bertemu Hawa.
Tuhan bilang, “I’m going to make him a helper.”

Kapan kita tahu bahwa kita siap untuk berpasangan adalah saat kita merasa kita tidak membutuhkan pasangan. Karena saat itu kita sudah komplit.

Singleness adalah satu tahapan yang harus dicapai oleh semua orang, apalagi untuk mereka yang mau menikah. Singleness means matang, secure, utuh, unik. Hanya orang yang single yang siap masuk ke dalam arena pernikahan. Pernikahan harusnya terjadi antara two single person. Antara laki-laki utuh dan wanita yang utuh. Tapi yang sering terjadi adalah pernikahan terjadi antara dua orang yang tidak utuh yang mencari keutuhan dari pasangannya masing-masing. That’s why it is important for us to know the basic of relationship.
Kita terlalu sibuk mencari pasangan yang sanggup memenuhi kekosongan kita.

Matius 22 : 39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu manusai seperti dirimu sendiri.

Jadi supaya kita bisa mengasihi sesama kita, kita harus mengasihi diri sendiri. Kalau kita tidak mengasihi diri kita sendiri, maka kita tidak akan pernah mengasihi sesama kita. Dan itulah masalahnya di dalam pernikahan. Mengasihi diri sendiri bukan berarti self-center, bukan berarti selfish. Mengasihi diri sendiri disini means being complete.

Bagaimana caranya kita bisa mengasihi diri kita sendiri?
  1. kita harus mengenal diri kita sendiri. It’s about your identity. Do you know who you are? Tahulah kamu siapa dirimu di dalam Tuhan? Tahukah kenapa kamu ada di dunia ini? Why you are here on earth? Do you know the answer? YESUS tahu siapa diri-Nya, karena itu dia bisa mengasihi orang lain. 
  2. Menerima diri sendiri. Bisa enggak kita terima diri kita sendiri? Pada umumnya pernikahan biasanya terdiri dari dua orang yang tidak bisa mengasihi sendiri tapi mereka berusaha untuk saling mengasihi. 

See? Funny isn’t it?? Jadinya malah kayak sinetron. Kenal sama diri sendiri aja enggak, mengasihi diri sendiri aja enggak, tapi mau berusaha mengasihi orang lain. Diri kita aja belum utuh, tapi udah sok mengisi kekosongan hidup orang lain. Banyak orang sering kali dalam berpacaran selalu minta diperhatiin. 
Pasangannya lagi kerja, kemudian di telepon, and then ask, “Kenapa sih elo enggak telpon gue? Kenapa sih elo enggak perhatian sama gue?” Kalau kita single, kita enggak butuh diperhatikan. COME ON! 
Sedikit-sedikit tanya, “Kamu enggak cinta aku, ya? Kok kamu enggak perhatikan aku?”
Satu dua kali keluar pertanyaan seperti ini, it’s fun. Tapi kebanyakan. It’s not health.

Enggak heran banyak orang yang ganti-ganti pasangan. Karena satu enggak cukup untuk mengisi kekosongan hidup, cari lagi yang lain. Itulah alasannya kenapa penting bagi kita untuk jadi complete lebih dulu baru start to have a relationship. It’s more important for you to be single first, , being whole, complete then get marry. Kalopun you don’t get marry, asalkan elo udah jadi single, you can be happy.

Ada mitos yang keliru, Menikah adalah kunci menuju kebahagiaan. Orang belum komplit kalau belum menikah. Sehingga pria dan wanita dari muda sudah sibuk mencari pasangan yang cocok untuk mengisi kekosongan hidupnya.Padahal yang bisa mengisi kekosongan kita hanya Tuhan. So seek first the Kingdom of God, dan kebenaran-Nya.

Kita tidak butuh wanita dan pria untuk menjadi komplit. Kita bisa jadi penuh kalo kita bisa mengerti Tuhan. Mengerti apa tujuan hidup kita di dunia ini. Mengenali siapa kita di dalam Tuhan, baik dalam keadaan menikah atau tidak menikah. See you don’t need him or her untuk bisa menjadi berkat, untuk bisa menjalankan panggilan Tuhan. But it is good to have him or her to help you menjalankan panggilan Tuhan.

***

“Kapan kita tahu bahwa kita siap untuk berpasangan adalah saat kita merasa kita tidak membutuhkan pasangan. Karena saat itu kita sudah komplit.”
kalo kita ngerasa nggak butuh pasangan, yang ada kita nggak bakal cari. butuh aja enggak, kenapa mesti cari? normalnya kan orang mencari sesuatu yang dibutuhkan. seperti halnya kita nggak akan mencari segelas air yang segar saat kita sudah tidak merasa dahaga. begitu juga kita tidak akan mencari cinta saat kita tidak merasa haus akan cinta....halah...???

***

Maksudnya adalah sebenarnya gini, ketika kita sebagai pribadi sudah 'whole' atau 'lengkap' kita akan bisa mampu berdiri sendiri dengan hanya bergantung kepada Tuhan. Kita ga pusing kalau malam minggu ga ada yang mendampingi, kita tidak sibuk nyari2 gbt mulu, pokoknya kita bahagia being single dan kita menikmati perjalanan sebagai Christian dan our walk with God. Itu keren bgt! Kita masuk pada posisi dimana kita bisa banget maju ke masa depan kita, kita ga pusing sama masalah pasangan. Fokus kita: adalah God and our future and people in our lives (tapi ga nota bene seseorang).

Kamu dikasih tali 5 meter sama seseorang, tali itu kamu bisa pake untuk menyeberang jurang. Kalau kamu karena kebodohan kamu motong tali 5 meter, berarti jadi 3 meter. Akibatnya? kamu jatuh ke jurang.

Kamu dikasih tali 5 meter, tali itu kamu pake setiap bertualang untuk menyeberang jurang. Kamu selalu berhati hati dengan tali itu, dan ga pernah kamu potong karena kamu tahu nilainya harus selalu 5 meter sesuai yang dikasih ke kamu..

Terus kalau kamu dikasih tali lagi sepanjang 5 meter lagi, berarti kamu punya 10 meter donk. Kalau punya 10 meter kamu bisa ngapain? Nyeberang jurang yang lebih lebar dari 5 meter.

Nah pasangan itu juga kyk gitu, ga diciptain buat kamu motong tali kamu dari jumlah seyogyanya. Kalau 5 meter yah ga boleh jadi 3 meter donk! Wholeness itu aku lambangin dengan panjang tali si 5 meter.

Tanpa tambahan 5 meter lagi, kamu tetap bisa nyeberang jurang? BISA! Tapi jurangnya yang kurang dari 5 meter. Kalau kamu diciptain buat nyeberang 5 meter, kamu bego donk kalau ketemu orang yang kerjaannya motongin tali kamu mulu...Kamu penuh hikmat kalau orang ini yang dikasih tali 5 meter juga , mau berbagi sama kamu dan menggabungkan tali kamu dan dia, jadi punya 10 meter. Akibatnya: jurang yang panjangnya lebih dari 5 meter, sama2 bisa dilewatin, karena sekarang kapasitasnya nambah berdua jadi 10 meter. Tapi awalnya dua2nya muncul dengan tali 5 meter karena dikasih 5 meter dan disuruh jaga terus menerus agar ga pernah dipotong...

Wholeness itu adalah keadaan dimana kamu tahu diri kamu, kamu punya a walk with God yang great banget, kapasitas kamu begitu kuat, dan kamu tahu kamu ga akan sia2kan sedikitpun nilai yang ada di dalam kamu. Pada saat itu, kamu tahu tanpa orang lain pun (kasarnya), kapasitas kamu akan tetap dan bahkan bisa bertambah. Kamu happy dan bahagia dengan komunitas kamu, kamu ga ngerasa ada yang kurang tiap jalan ndirian di mall. kamu bisa menikmati hari-hari kamu. Kamu bisa ngobrol sama Tuhan.

By that time, tiba-tiba seseorang yg juga whole dikirim buat membuat kamu dan juga dia bersama-sama pake semua kapasitas kalian untuk membuat hasil yang lebih besar dalam perjalanan bersama Tuhan. Hasilnya? KALIAN MEMBUAT TEROBOSAN YANG GEDE BANGETTTT..kalian akan jadi inspiring couple, because people know sebelum kalian ketemu kalian udah jadi manusia-manusia yang inspiring dan tau tujuan kalian..

Begitulah...jadi if you're too busy looking for a soul mate, you might be distracted in finding the true purpose of your journey and achieving the very best in your journey..your task is to look for your purpose and walk on it for the BOSS..a partner will be assigned when you have greater missions..

By: Jeffrey Rachmat

Share:

2 comments