Hallway


Pagi itu, aku menelurusi sebuah lorong. Sejauh mata memandang yang ku lihat hanya pintu-pintu yang tertutup rapat. Sungguh aneh pikirku. Terangnya matahari pagi tidak mampu menembus lorong-lorong itu, sehingga yang terlihat hanya kegelapan. Aku hanya mengandalkan beberapa lampu kecil yang seakan sudah usang karena usia dan berharap kalau sinarnya tidak akan redup sampai aku tiba pada tujuanku.

Aku tahu kalau itu pagi karena aku mendengar kawanan burung yang sedang berdendang dan paduan suara kecil dari sekumpulan serangga. Aku bisa mendengar semua itu.. tapi tetap saja aku tidak dapat melihat mereka.

Gema langkah sepatuku memenuhi lorong itu. Setiap kali aku melangkah, rasanya lorong itu akan semakin panjang dan seakan aku tidak akan pernah sampai pada tujuanku. Sesekali aku berlari kecil, berharap sebentar lagi akan tiba.. nyatanya lorong itu terus memanjang dan memanjang..

Tunggu dulu.. aku mendengar suara. Irama suara yang riang berasal dari belakangku. Kuberanikan diri untuk menoleh, meski rasa takut membuat sekujur tubuhku kaku. Disana aku melihat "petugas kebersihan". Aku menyimpulkannya petugas kebersihan karena ia memakai seragam dan membawa sapu serta alat-alat kebersihan lainnya. Ia menyapu setiap langkah-langkah yang aku lewati dan aku menyadari bahwa setiap aku melangkah, aku meninggalkan jejak. Jejak yang berasal dari sepatuku!!

Sewaktu aku menunduk dan ingin melihat seberapa kotornya sepatuku, aku baru menyadari kalau dikantong bajuku ada secarik kertas dan lucunya aku tidak melihatnya sedari tadi. Secara perlahan aku membukanya, disana tertulis "kapan saja kamu membutuhkanku, panggil saja aku" salam, "PETUGAS KEBERSIHAN"..

Aku menoleh lagi dan petugas kebersihan itu menghilang.. hmmmm,,
membutuhkan?
Pikirku, dia hanya seorang petugas kebersihan, untuk apa aku memanggil dia? apa yang bisa dia lakukan? selain membersihan jejakku tadi?
Aku tidak butuh seorang yang membersihkan jejak! aku butuh seorang yang memberi tahu dimana aku berada sekarang..

Aku berlari lagi dan terus berlari.. tetap saja yang kulihat hanya lorong dan lorong. Aku lelah.. Aku ingin keluar dari sini. Kenapa tempat ini sunyi sekali?

Entah sudah berapa jauh aku melangkah.. tapi tetap saja aku tidak melihat apapun selain pintu dan kegelapan ini. sesekali aku terduduk, nafasku hampir habis. Seketika itu juga "petugas kebersihan" itu terdengar lagi.. dan kali ini ia sangat berisik.. sewaktu aku menoleh, aku melihatnya membawa satu keranjang penuh kunci dan itu terus saja bergemerincing.

KUNCI?? tunggu dulu? PINTU dan KUNCI?

Apa dia tahu dimana aku berada sekarang? Aku memberanikan diri untuk memanggilnya.. meski yang terucap hanya kata terbata perpaduan rasa haus dan nafasku yang terengah-engah. Suaraku habis. Aku sangat lelah..

"Pak.." kataku..
"yaa.." ia tersenyum padaku..
"apakah bapak tahu aku ada dimana"?
"tentu saja aku tahu".. katanya dengan sangat meyakinkan.
"kalau begitu dimana aku sekarang, kapan aku sampai?"
"sampai? sampai kemana?"
"sampai ketujuanku.." kataku dengan mantap..
"kamu dari tadi sudah sampai ditujuan" katanya dengan wajah kebingungan
"su.. su.. sudah sampai ditujuan?" kataku tergagap
"ia.. sudah sampai.."
"mengapa gelap sekali tempat ini? tujuanku bukan disini.." kataku dengan nada keraguan..
"kamu tidak pernah membuka pintu yang kamu lewati".. katanya dengan santai..
"membuka pintu? tapi kan pintu-pintu itu terkunci"..


"terkunci? siapa bilang pintu itu terkunci.. aku dari tadi disini dan memastikan kalau semua pintu itu tidak ada yang terkunci.. hanya tertutup.."

"Sometimes in life, we feel that all doors are CLOSED! when that happens, remember these words that "ALL DOORS ARE CLOSED" not "LOCKED".. -Anon

Seringkali dalam kehidupan, kita melewati banyak sekali kesempatan-kesempatan kecil yang sebenarnya sangat berarti.. Entah kesempatan untuk melakukan kebaikan, kesempatan untuk tersenyum dengan orang disekitarmu.. atau kesempatan untuk menghargai waktu yang ada bersama orang-orang yang kita kasihi.

Kalau aku tilik lagi kehidupan dan mencari esensinya, justru aku menemukannya ditempat yang tak terduga. Orang dikenang dari apa yang bisa mereka beri.. bukan dikenal dari seberapa banyak yang ia miliki sepanjang ia hidup.. dan itu yang kebanyakan dari kita lakukan bukan? Seringkali kita mengumpulkan apapun yang bisa kita kumpulkan, membeli apapun yang bisa kita beli untuk membuat orang lain terkesan and that's it.

Kehidupan lebih dari itu. Kehidupan yang tidak ternilai justru ditemukan disekelilingmu. Bukalah pintunya dan nikmati perjalananmu bersama orang-orang yang bisa kamu bantu. Saat kita membantu mereka, kita akan menyadari bahwa merekalah yang membantu kita juga untuk sampai ke tujuan kita.

Diakhir hidupmu aku hanya ingin kamu menjadi kaya.. kaya akan kebaikan.. dan itu semua karena Dia yang menjadikan kita kaya terlebih dahulu.


-Salam-
PETUGAS KEBERSIHAN, sang waktu.

Share:

0 comments